Saat SD dulu saya mendapatkan
pelajaran agama tentang nabi Ibrahim yang mencari tuhan. Diceritakan bahwa
Ibrahim adalah anak yang cerdas, sehingga ia tidak percaya pada warga sekitar
termasuk orang tuanya yang menyembah berhala, walaupun orang tuanya sendiri adalah
seorang pembuat berhala. Saat pencariannya pada suatu malam hari, nabi Ibrahim melihat
bintang, ia berkata “ini tuhanku”, tetapi saat bulan muncul dengan sinar yang
lebih terang daripada bintang maka Ibrahim pun berkata “inilah tuhanku,
cahayanya lebih terang daripada cahaya bintang yang kecil”. Lalu saat pagi
datang, bulan pun hilang berganti matahari, Ibrahim pun berpendapat bahwa
matahari adalah tuhan sebenarnya karena cahayanya lebih terang dibanding bulan
dan bintang. Tetapi saat malam datang, matahari tenggelam dan Ibrahim pun
dengan kecewa berkata “aku tidak ingin tuhan yang bisa tenggelam”, lalu ia
berpikir bahwa pasti ada sesuatu yang maha besar yang mengatur semua ini. Dengan
petunjuk Allah, akhirnya Ibrahim mengetahui bahwa Allah adalah tuhan semesta
alam.
Saat guru saya menerangkan
tentang kisah Ibrahim ini, hati kecil saya agak terusik, kenapa Ibrahim yang
katanya pintar mencari tuhan dengan cara seperti itu. Saya berfikir, pada saat
Ibrahim melihat bintang dan menganggap itu adalah tuhan, dan keesokan harinya
mengganti tuhannya dengan matahari karena matahari lebih besar, kenapa harus
nunggu besok sih, emangnya dia gak inget kalo tadi siang sebelum malam tiba
dengan langit yang dihiasi bintang, dunia ini diterangi matahari. Trus ketika
keesokan harinya matahari tenggelam kenapa harus kaget? Toh kemaren matahari
juga tenggelam kok, sebelum bintang yang di anggapnya tuhan itu muncul.
Pertanyaan ini sempat saya
tanyakan pada ibu saya, ibu saya menjawab bahwa saat itu Ibrahim masih kecil,
malam itu adalah hari pertama Ibrahim bisa melihat bintang, bulan dan matahari,
hari pertama memori otaknya bisa merekam segala sesuatunya, jadi dia belum tau
kalau tadi siang ada matahari yang tenggelam sebelum datang bintang. Jawaban ini
tidak terlalu memuaskan saya, tapi rasa penasaran itu saya simpan saja, saya
berusaha puas dengan jawaban itu.
Ternyata kejadian mencari
tuhan yang dilakukan Ibrahim itu hanyalah pura-pura belaka. Saat itu ternyata
Ibrahim sudah dewasa, dan telah diberi petunjuk oleh Allah dan telah mengetahui
bahwa Allah adalah tuhan semesta alam dan sudah beriman kepada-Nya. Ibrahim
melakukan hal itu hanya untuk menyadarkan penduduk sekitar yang menyembah
berhala, bintang, bulan dan matahari. Ia
melakukan aksi pura-pura menganggap bintang, bulan dan matahari adalah tuhan
itu di tengah keramaian sehingga bisa didengan oleh semua penduduk. Akhirnya saat
matahari tenggelam barulah Ibrahim berkata “ah, ternyata tuhan yang ini bisa
hilang juga, dikalahkan oleh malam. Aku tidak ingin tuhan yang bisa tenggelam, pasti
ada sesuatu yang maha besar yang mengatur semua ini. Dialah Allah tuhan semesta
alam yang menciptakan dan mengatur semua ini”.