Jumat, 22 Februari 2013

ibrahim mencari tuhan


Saat SD dulu saya mendapatkan pelajaran agama tentang nabi Ibrahim yang mencari tuhan. Diceritakan bahwa Ibrahim adalah anak yang cerdas, sehingga ia tidak percaya pada warga sekitar termasuk orang tuanya yang menyembah berhala, walaupun orang tuanya sendiri adalah seorang pembuat berhala. Saat pencariannya pada suatu malam hari, nabi Ibrahim melihat bintang, ia berkata “ini tuhanku”, tetapi saat bulan muncul dengan sinar yang lebih terang daripada bintang maka Ibrahim pun berkata “inilah tuhanku, cahayanya lebih terang daripada cahaya bintang yang kecil”. Lalu saat pagi datang, bulan pun hilang berganti matahari, Ibrahim pun berpendapat bahwa matahari adalah tuhan sebenarnya karena cahayanya lebih terang dibanding bulan dan bintang. Tetapi saat malam datang, matahari tenggelam dan Ibrahim pun dengan kecewa berkata “aku tidak ingin tuhan yang bisa tenggelam”, lalu ia berpikir bahwa pasti ada sesuatu yang maha besar yang mengatur semua ini. Dengan petunjuk Allah, akhirnya Ibrahim mengetahui bahwa Allah adalah tuhan semesta alam.



Saat guru saya menerangkan tentang kisah Ibrahim ini, hati kecil saya agak terusik, kenapa Ibrahim yang katanya pintar mencari tuhan dengan cara seperti itu. Saya berfikir, pada saat Ibrahim melihat bintang dan menganggap itu adalah tuhan, dan keesokan harinya mengganti tuhannya dengan matahari karena matahari lebih besar, kenapa harus nunggu besok sih, emangnya dia gak inget kalo tadi siang sebelum malam tiba dengan langit yang dihiasi bintang, dunia ini diterangi matahari. Trus ketika keesokan harinya matahari tenggelam kenapa harus kaget? Toh kemaren matahari juga tenggelam kok, sebelum bintang yang di anggapnya tuhan itu muncul.

Pertanyaan ini sempat saya tanyakan pada ibu saya, ibu saya menjawab bahwa saat itu Ibrahim masih kecil, malam itu adalah hari pertama Ibrahim bisa melihat bintang, bulan dan matahari, hari pertama memori otaknya bisa merekam segala sesuatunya, jadi dia belum tau kalau tadi siang ada matahari yang tenggelam sebelum datang bintang. Jawaban ini tidak terlalu memuaskan saya, tapi rasa penasaran itu saya simpan saja, saya berusaha puas dengan jawaban itu.

Ternyata kejadian mencari tuhan yang dilakukan Ibrahim itu hanyalah pura-pura belaka. Saat itu ternyata Ibrahim sudah dewasa, dan telah diberi petunjuk oleh Allah dan telah mengetahui bahwa Allah adalah tuhan semesta alam dan sudah beriman kepada-Nya. Ibrahim melakukan hal itu hanya untuk menyadarkan penduduk sekitar yang menyembah berhala, bintang, bulan  dan matahari. Ia melakukan aksi pura-pura menganggap bintang, bulan dan matahari adalah tuhan itu di tengah keramaian sehingga bisa didengan oleh semua penduduk. Akhirnya saat matahari tenggelam barulah Ibrahim berkata “ah, ternyata tuhan yang ini bisa hilang juga, dikalahkan oleh malam. Aku tidak ingin tuhan yang bisa tenggelam, pasti ada sesuatu yang maha besar yang mengatur semua ini. Dialah Allah tuhan semesta alam yang menciptakan dan mengatur semua ini”.

susunan al-qur'an

Mungkin sebagian kita pernah bertanya-tanya, kenapa susunan ayat dalam al-qur'an bisa seperti yang kita lihat sekarang ini, padahal ayat-ayat tersebut turun dalam urutan yang berbeda. Al-qur'an mulai dibukukan beberapa tahun setelah meninggalnya nabi, khalifah saat itu mulai melakukan ini karena gugurnya 60 orang penghafal al-qur'an dalam sebuah perang. Mereka takut akan kemungkinan al-qur'an diwariskan dengan tidak lengkap pada generasi selanjutnya, mengingat selama ini setiap kali rasul mendapatkan wahyu, para sahabat hanya menghafal dan menulisnya di daun lontar atau pelepah korma.



Susunan al-qur'an yang kita temui saat ini sama dengan yang tersimpan di lauh mahfuz
h, maka mustahil bahwa susunan ini hanya berdasarkan kesepakatan para sahabat (taufifi), pastilah susunan itu berdasarkan instruksi atau amanat rasul (tauqifi). Ketika wahyu diturunkan, dan rasul menyuruh para sahabat untuk menghafal dan menulisnya di daun lontar atau pelebah korma, rasul juga memberikan informasi dimana urutan ayat ini diletakkan dalam al-qur'an (misalnya, ayat ini berada antara ayat ini dan ayat itu, atau ayat ini terletak setelah ayat itu, dsb), dan ketika satu surat sudah lengkap diturunkan maka rasul akan membawakannnya dalam sholat agar para sahabat familiar dengan urutannya.